Selasa, 13 Januari 2009

Bersyukur dan Berterima Kasih

Dalam sebuah perjalanan saya dalam rangka keperluan pekerjaan, dari Lampung menuju Medan menggunakan penerbangan Sriwijaya.

Pagi itu cuaca cukup cerah, namun entah kenapa jadwal Sriwijaya air molor hampir 1 Jam dari skedul seharusnya. Ruang tunggu smoking area yang sangat amat kecil dibandara Branti Lampung, penuh oleh kami para pecandu rokok. kapasitas berdesak dari smoke area hanya ideal untuk 2 orang perokok, namun saat itu kami ada 5 orang mengpulkan asap rokok masing masing.

Pembicaraan dan komentar ngalor ngidul sesama perokok dimulai dari sempitnya ruang merokok, hitamnya debu yang menempel di exchaust fan, rendahnya penghargaan terhadap hak azasi para perokok, sampai dengan kebanggaan kebanggaan sebagai perokok, dimana dengan merokok kita sudah menyumbang cukai, mengidupkan perusahaan rokok, menghidukan ribuan pekerja pabrik rokok dan sangat banyak benefit daripada kegiatan yang banyak tidak disukai manusia tersebut.

Entah berawal dari mana, topik pembicaraan saat itu menjadi berkisar tentang peran, "tepa salira". Seorang perokok setengah tua, menurut taksiran saya beliau berumur 50, kelihatan dari garis wajah dan garis lipatan di leher. Orang tua ini penampilannya cukup gaul, dengan kaos ber merk, kaca mata hitam dipake diatas jidat yang soak alias botak depan.

Beliau sangat banyak mengeluarkan kata kata yang simpel menggelitik namun langsung kita pikir dan logis, salah satu ucapannya: " kita yang saat ini harus bersukur kepada para pecundang seperti pengemis, pengangguran, orang miskin dll". Kita adalah wajib menyantuni mereka dan mereka menjadi tanggung jawab kita. Coba anda bayangkan, kalau kita yang menjadi mereka?. Sebab semua kita mendapat peran di dunia ini, beruntung mendapat peran sebagai yang berpenghasilan seperti sekarang. Betul juga yah..

Bersyukur kita mendapat gaji, so bagilah gaji tersebut kepada yang belum mendapat gaji, ,,gile gua pikir nih orang tua satu dari mana yah, katanya lagi " kita bersyukur karena tidak menjadi mereka, sebagai ungkapan syukur kita yah memberi kepada mereka.

Jangan lupa katanya, nilai kita bukanlah seberapa banyak yang kita peroleh atau dapatkan dalam peranan kita, tetapi seberapa besar yang kita berikan, kita terima berkat dari Tuhan dan seberapa banyak yang menjadi berkat buat orang lain? Terima berkat dengan tangan terbuka, sehingga sebagian akan tumpah dan mengalir keluar, jumlahnya akan lebih banyak daripada kita genggam tangan tertutup.

Masih banyak topik topik yang terbahas pada forum perokok tersebut, namun tiba tiba suara deru pesawat mengahiri obrolan yang sangat amat bermakna tersebut, akhirnya bubarlah kelompok kami 5 orang tersebut karena segera akan masuk pesawat. Obrolan yang sangat menarik dan penuh makna, namun sampai dengan bubarnya kami satu sama lain tidak memperdulikan siapa satu sama lain, kerja apa dan tinggal dimana bahkan mau kemana dan siapa namanya, semua tidak terbicarakan. Itulah ajaibnya rokok dan perokok.





Semua di dunia ini memiliki peran yang disebut dalam bhs jawa tepa salira = tempat diri, menempatkan diri.

Nah lo, beliau melanjutkan, seorang chris john harus bersyukur dan berterima kasih kepada petinju yang dikalahkannya, karena kalau lawannya tidak kalah tentu Chris John tidak jadi pemenang.